Selamat Datang di Blog Sederhana

Saran dan Kritik silahkan masukkan komentar atau email ke Hanifpprince@gmail.com

Selamat Datang di Blog Sederhana

Saran dan Kritik silahkan masukkan komentar atau email ke Hanifpprince@gmail.com

Selamat Datang di Blog Sederhana

Saran dan Kritik silahkan masukkan komentar atau email ke Hanifpprince@gmail.com

Selamat Datang di Blog Sederhana

Saran dan Kritik silahkan masukkan komentar atau email ke Hanifpprince@gmail.com

Selamat Datang di Blog Sederhana

Saran dan Kritik silahkan masukkan komentar atau email ke Hanifpprince@gmail.com

Rabu, 23 April 2014

Manusia dan Penderitaan

MANUSIA DAN PENDERITAAN



      Berbicara tentang Manusia Dan Penderitaan, setiap manusia pasti tak akan pernah lepas dari yang namanya penderitaan. Penderitaan merupakan kodrat yang harus dijalani Manusia, karena manusia hidup untuk terus berjuang agar tetap berlangsung kehidupannya, Penderitaan mempunyai tingkatan tersendiri, dari yang berat sampai yang rendah. Tergantung bagaimana manusia itu sendiri menanggapi penderitaan yang dihadapinya. Tuhan memberikan Manusia cobaan bukan karena tidak cinta terhadap makhluknya, melainkan sebaliknya yaitu untuk menguji seberapa besar tanggung jawab manusia terhadap dirinya dan masalah yang dihadapinya. Penderitaan sendiri berasal dari kata derita yaitu berasal dari bahasa sanskerta yang mempunyai arti menahan atau menanggung. Yang dapat kita jabarkan penderitaan adalah menahan atau menanggung sesuatu, baik menyenangkan atau   tidak menyenangkan. Dua hal tersebut merupakan hal yang pasti dihadapi manusia seperti halnya yang sering kita dengar “dibalik cobaan pasti ada hikmah dibaliknya” tanpa kita sadari kebaikan pasti kita dapat asal kita sabar dan mampu untuk menghadapi cobaan atau penderitaan hidup yang menimpa kita. Tuhan pun telah memberikan perintah kepada umatnya untuk tetap berjuang, karena Tuhan tak akan merubah nasib Manusia tanpa ia merubahnya sendiri. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penderitaan yang mungkin dalam tulisan ini tidak dibahas, diantaranya adalah siksaan, siksaan sendiri bisa mempunyai dampak yaitu dapat menimbulkan rasa sakit yang dapat pula menyebabkan kekalutan mental atau gangguan jiwa. Seperti halnya para pahlawan pada masa penjajahan dimana presiden Soekarno mengalami penderitaan kala memperjuangkan kemerdekaan RI, beliau dikurung didalam penjara kolonial yang kita sendiri bisa membayangkan seperti apa, dan betapa menyiksanya ketika itu tetapi Soekarno tidak menyerah tetap optimis guna memperjuangkan apa yang diyakininya dan hendak dicapainya. Dari hal inilah kita dapat mengambil hikmah, penderitaan dari cobaan harusnya menjadikan kita lebih semangat dan dalam menjalani hidup agar tercapai semua cita-cita kita.

Ada Berbagai berbagai macam kategori penderitaan yaitu :

A.  Penderitaan karena perbuatan yang tidak terpuji oleh manusia.

Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan yang tidak terpuji yang telah dilakukanya dapat terjadi antara sesama manusia dan dapat terjadi pula manusia dengan lingkungan sekitar (alam) yang menyebabkan penderitaan terhadap manusia yang tidak melakukan hal tersebut.
Berikut contoh penderitaan :

Ø  Penderitaan Karena perbuatan tidak terpuji terhadap sesama manusia.
Perbuatan semena-mena seorang majikan terhadap pembantu rumah tangga yang menyekap, memukul, bahkan memperkosanya. Dari hal itu manusia yang disiksanya mengalami penderitaan, dan yang ,melakukanya pun seharusnya diganjar dengan hukuman yang setimpal, agar dia juga merasakan penderitaan yang dialami pembantu tersebut.

Ø  Penderitaan karena perbuatan manusia terhadap lingkungan (alam) yang menyebabkan penderitaan terhadap manusia lain yang tidak melakukan hal tersebut.
Perbuatan manusia yang tidak mencintai alam dapat mengakibatkan penderitaan terhadap manusia lain yang tidak melakukannya, seperti halnya para penebang liar yang menggunduli hutan tanpa melakukan Reboisasi. Hal ini dapat menyebabkan banjir atau tanah longsor yang mengakibatkan manusia lain kehilangan tempat tinggal, lahan untuk bertanam yang dari hal tersebut manusia merasa menderita karena tidak memiliki tempat tinggal dan harus mencari bahan makanan dari tempat lain pula.

B.  Penderitaan karena penyakit.
Penderitaan dapat pula terjadi karena penyakit yang dimilikinya, tetapi dengan kesabaran dan tawakal dalam menghadapi penderitaan tersebut dapat menghasilkan hal yang luar biasa.
Berikut adalah contoh dari hal tersebut diatas :
Ø  Seorang anak laki-laki yang mempunyai cacat mata (buta) sejak lahir, karena memiliki orang tua yang hebat, sabar, tawakal walaupun banyak orang yang menghina kepadanya. Ia tetap disekolahkan dan memiliki kecerdasan yang luar biasa hingga memperoleh pendidikan di Perancis dan mendapat gelar Doktor di Universitas D’Sourbone beliau adalah Prof.Dr.Thaha Husein, yang sekarang merupakan Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

Dampak Penderitaan

        Orang yang mengalami penderitaan bisa mendapatkan dampak dari hal tersebut, yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif sendiri dia dapat bersikap optimis untuk mengatasi penderitaan tersebut, dengan berfikir bahwa penderitaan harus dilawan, maka akan ada kebahagiaan untuknya. Orang yang memiliki sikap seperti ini biasanya kreatif, inovatif, pantang menyerah.
Sedangkan dampak negatifnya adalah mereka  mempunyai rasa penyesalan, kecewa, putus asa, sikap seperti ini juga sering kita dengar dalam ungkapan sehari-hari, yaitu “nasi sudah menjadi bubur”,
Hal inilah yang perlu kita hindari.

Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan serta contoh diatas hendaknya kita dapat menentukan sikap, bagaimana kita menghadapi suatu permasalahan dengan sikap positif ataukah negatif, serta mengerti apa yang akan kita dapat jika kita menanggapi dengan sikap tersebut sehingga menjadikan kita lebih bijak dalam menanggapi ujian berupa penderitaan hidup yang harusnya akan menjadikan kita lebih baik di kemudian hari.


Selasa, 15 April 2014

Manusia dan Keindahan

Manusia dan Keindahan


Banyak sekali penafsiran tentang keindahan, diantaranya ada yang mengartikan keindahan adalah suatu komposisi yang pas ketika dilihat pada waktu yang pas sehingga menimbulkan kecocokan atau keselarasan dalam pandangan.
Dalam KBBI (kamus besar bahasa indonesia)pun mengartikan bahwa keindahan merupakan keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus, benar, atau elok. Kita lihat saja negara kita sendiri, negara kita penuh dengan bermacam-macam keindahan.

Semua keindahan seolah ada dimanapun kita menginjakkan kaki dipelosok tanah air kita ini. Tak hanya dari bawah laut saja kita bisa menikmati keindahan Tanah Air kita ini, dari pegunungan, pantai, danau, bahkan seni dan budaya negeri kita ini pun memiliki keindahan yang tak ternilai harganya, yang mungkin seluruh bangsa didunia ini ingin memiliki berbagai macam keragaman negara kita  yang tak dimiliki negara tersebut.
Ada beberapa contoh keindahan alam yang dimiliki indonesia selain keaneka ragaman hayati bawah laut seperti terlihat pada gambar diatas tadi.
Keindahan merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Keindahan pun mempunyai beberapa arti yaitu : keindahan dalam arti estetis murni seperti yang bangsa Yunani paparkan untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia serta keindahan berdasarkan pendengaran yang mereka sebut dengan “symetria”, keindahan dalam arti sempit dalam penglihatanya hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Sedangkan keindahan dalam arti luas dapat meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.

Diantaranya adalah :
 seperti keindahan alam bawah laut kita

           Keindahan bawah laut.


               Keindahan pegunungan jayawijaya.

 Keindahan danau toba.

 Keindahan kep.Raja Ampat.

Saya ambil contoh saja keindahan seni serta budaya pewayangan yang ada di Indonesia, yang memiliki banyak nilai, seperti nilai historis, filosofis, serta banyak lagi nilai lain yang terkandung didalamnya.

 WAYANG adalah salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.
Dalam Seni Wayangpun memiliki beberapa arti salah satunya yaitu setiap karakter Wayang mempunyai filosofi tersendiri sebagai perlambangan, contohnya adalah BIMA dalam Pandawa Lima yang melambangkan keperkasaan seorang lelaki. Untuk mengetahui salah satu cerita Wayang silahkan klik disini .

Perlunya menjaga keindahan alam, seni serta budaya kita merupakan tanggung jawab kita untuk generasi kita selanjutnya, karena hal diataslah negara kita bisa disebut sebagai negara yang kaya akan keindahan.

PEWAYANGAN



PERANG BARATAYUDHA

Diceritakan Begawan Abiyasa mempunyai 3 putra, Raden Dhestarastra, Raden Pandhudewanata dan Raden Widura. Ketiga putra Begawan Abiyasa tersebut masing-masing mempunai kecacatan, Raden Dhestarasta adalah seorang Raden yang buta. Raden Pandhu memiliki leher pendek sedangkan Raden Widura memiliki kaki yang cacat yaitu kedua kakinya tidak sama. Karena Raden Destarasta tersebut buta, sehingga yang menjadi Ratu adalah Raden Pandhu, yang memiliki nama Prabu Pandhudewanata. Prabu Pandhudewanata dikaruniai 5 putra, sehingga disebut Pandawa lima. Putra Pandhu yang sulung bernama Raden Yudhistira (Puntadewa), yang kedua adalah Raden Werkudara, anak tengah Prabu Pandhu bernama Raden Janaka dan yang terakhir adalah putra kembar Raden Nakula dan Raden Sadewa.
Raden Dhestarastra mempunyai 100 putra yang disebut kurawa, yang mempunai arti kurawa berjumlah seratus dengan jumlah putra 99 dan seorang putri yang bernama Dewi Dursilawati. Anak pertama adalah Raden Jaka Pitana atau Duryudana. Anak yang kedua adalah Raden Pursasana, Raden Kartamarma, Raden Durmagati, Raden Citaraksa dan Raden Citraksi. Prabu Pandhu meninggal ketika Pandawa masih sangat kecil. Hal itu menjadikan kerajaan Ngastina dititipkan atau dipasrahkan kepada Adipati Dhestarastra ang merupakan Prabu Wakil. Sang Prabu wakil kemudian meninggal. Raden Jaka Pitana menjadi ratu Ngastina yang disebut Prabu Duryudana.
Ketika Pandawa sudah dewasa, Raden Punta sudah menjadi Ratu di Ngamarta. Meskipun Raden Durudan sudah menjadi Ratu, namun Prabu Puntadewa tetap bersikeras meminta kembali Keraton Ngastina. Akan tetapi para Kurawa bersikeras untuk tidak mau mengembalikan Keraton Ngastina kepada Pandawa. Sehingga pada akhirnya terjadi perang saudara yang besar yang disebut Perang Barataudha. Perang Baratayudha adalah perang saudara yang memperebutkan warisan. Prabu Duryudana marah dan tidak mau mengembalikan Nagari Ngastina meskipun hanya diminta setengah dari Nagari Ngastina. Prabu Puntadewa juga marah dan masih tetap meminta kembali Nagari Ngastina. Pada akhir perang Barathayudha, Kurawa meninggal semua dan hanya tersisa cucu dari Kurawa yaitu Raden Parikesit.

Adapun babak di dalam perang Baratayudha adalah sebagai berikut:

·         Babak 1: Kresna Duta (Seta Gugur)
Pandawa sudah 13 tahun lamanya mengalami pembuangan di hutan. Sehingga sudah waktunya Pandawa meminta kembali Nagari Ngastina saking Kurawa. Oleh karena itu Pandawa meminta bantuan Sri Kresna yang merupakan duta dari Pandawa. Akan tetapi Kurawa tidak memberikan kekuasaan kepada Pandawa. Mengetahui hal tersebut, Sri Kresna marah dan mengobrak-abrik Ngastina. Para Kurawa menjadi takut akan kejadian tersebut. Kemudian pada akhirnya Bathara Darma datang dan dapat melerai sang triwikrama. Sri Kresna pulang menemui Pandawa dan menyampaikan hasil dari pertemuannya dengan Kurawa.

·         Babak 2 : Tawur (Bisma Gugur)
Bisma, senapati Ngastina yang sakti meninggal setelah dipanah oleh Dewi Srikandi. Pada dasarnya Dewi Srikandi tersebut takut, namun Dewi srikandi menjadi seorang wanita yang berani setelah raganya dirasuki sukma dari Dewi Amba. Dewi Amba adalah wanita yang akan dinikahi oleh Bisma. Akantetapi Bisma tidak mengingkari sumpahnya, yaitu tidak akan menikah. Dewi Amba tanpa sengaja meninggal karena terkena senjata dari Bisma, dan berkata bahwa Bisma akan meninggal di Perang besar oleh seorang satria perempuan dari Nagari Cempalaradya.

·         Babak 3: Paluhan (Bogadenta Gugur)
Setelah Resi Bisma meninggal, Prabu Bogadenta menjadi seorang  Senapati. Sedangkan Arjuna menjadi Senapati Pandawa yang diapit oleh Werkudara. Prabu Bogadenta mengamuk kaena menengar kabar tersebut. Sehingga hal tersebut membuat Arjuna perang melawan Bogadenta. Prabu Bogadenta kalah dengan Arjuna, oleh sebab itu Prabu Bogadenta digantikan oleh Prabu Gardapati. Akan tetapi pada akhirnya Prabu Gardapati juga dikalahkan oleh Pandawa.

·         Babak 4: Ranjapan (Abimanyu Gugur)
Abimanyu adalah putra dari Arjuna dengan Dewi Subadra. Abimanyu gugur di perang besar yang merupakan satria muda dari Pandawa. Pada saat perang, Abimanyu membunuh para satria dari Kurawa, yaitu Laksmana, putra Duryudana. Prabu Duryudana marah dan mengutus para prajurit supaya membunuh Abimanyu. Ketika Dursasana perang melawan Abimanyu, Abimanyu dikroyok oleh para prajurit Kurawa dan gugur (meninggal) terkena Gada dari Dursasana.

·         Babak 5: Timpalan (Burisrawa Gugur)
Pada awalnya Raden Burisrawa perang melawan Raden Harya Sencaki. Namun mengetahui  Raden Harya Sencaki kalah, Sri Kresna kemudian mengutus Raden Janaka supaya menjambak rambut yang telah dipegang oleh Janaka yang sejajar dengan leher raden Buriswara. Raden Janaka yang masih sedih atas meninggalnya Abimanyu, kemudian mengeluarkan senjata Pasopati. Akan tetapi senjata tersebut meleset sehingga terkena bahu Raden Burisrawa sehingga Prabu Burisrawa terpental. Setelah Raden Burisrawa terkena senjata Pasopati, Raden Harya Sencaki kemudian mengeluarkan senjata yang mengenai leher dari Raden Burisrawa sehingga leher Raden Burisrawa tersebut putus. Sehingga Raden Burisrawa gugur meninggal di Palagan.

·         Babak 6: Suluhan (Gatotkaca Gugur)
Setelah Buriswara gugur, Kurawa menjadikan adipati Karna sebagai senapati. Hari berganti malam dan perang harus diakhiri. Akan tetapi, Kurawa memerintahkan para senapati memecah belah prajurit Pandawa. Mengetahui kejadian tersebut, Sri Kresna kemudian menyuruh Gatotkaca sang raja Pringgondani untuk melawan Karna.  Ketika masih berwujud jabang tetuka, Gatotkaca mempunyai ari-ari yang tidak bisa dipotong dengan senjata apapun.
Kuku Pancanaka Werkudara mental. Keris Pulanggeni Arjuna tidak mempan. Kemudian, Arjuna bersemedi dan meminta pertolongan kepada para Dewa. Bathara Guru kemudian mengutus Bathara Narada untuk memberikan keris Kunta Wijayandanu. Tetapi Adipati Karna yang berwujud seperti Raden Arjuna dapat merebut keris dari Bathara Narada. Ketika Bathara Narada mengetahui  jika sudah dibohongi oleh Karna, Bathara Narada mengutus Arjuna supaya dapat merebut senjata Kunta dari sang Adipati Karna. Dengan senjata warangka ari-ari Gatotkaca dapat terpotong tetapi waraka tersebut kemudian menyatu dibadan jabang tetuka.
Ketika perang besar, senjata Kunta adipati Karna sudah tentu mencari warangkanya. Walaupun Gatotkaca itu satria otot kawat balung wesi, akan tetapi takdir tidak dapat dirubah. Gatotkaca gugur terkena Kunta Wijayandanu di palagan.

·         Babak 7: Jambakan (Dursasana Gugur)
Pada kejadian di Jambakan tersebut Dursasana dikalahkan oleh Werkudara. Tubuhnya hancur lebur karena dadanya terkena kuku Pancanaka, setelah darahnya mengallir digunakan untuk keramas rambut Dewi Drupadi. Pada saat itu Dursasana ingin membuktikan kepada Dewi Banowati bahwa dia dapat mengalahkan Arjuna, dan Dursasana tidak takut darah. Setelah Dursasana menantang Werkudara yang masih bersedih lantaran putra yang dikasihinya gugur di Palagan yang melatar belakangi terjadinya perang antara Werkudara dengan Dursasana.

·         Babak 8: Karna Tandhing (Salya Gugur)
Adipati Karna yang merupakan Senapati Kurawa yang perang melawan Arjuna. Karna dipimpin oleh Prabu Salya, sedangkan Arjuna dipimpin oleh Sri Kresna. Pada perang tersebut Karna gugur karena terkena panah Pasopati Arjuna. Setelah kejadian itu Prabu Salya menghadapi Para Pandarwa. Ketika masih muda, Prabu Salya membunuh Begawan Bagaspati (mertua dari Prabu Salya). Begawan Bagaspati kemudian bersumpah akan membalas kematiannya pada perang Baratayudha melalui salah satu Pandawa ang mempunyai darah putih.

·         Babak 9: Rubuhan (Duryudana Gugur)
Prabu Durudana menginginkan perang gada dengan salah satu dari Pandawa. Dari Pandawa akhirnya Werkudara yang mau perang gada melawan Prabu Duryudana. Dengan menggunakan Aji Blabak Pangantol antol, Werkudara dapat menyerang Duryudana dengan gada yang beratnya sama dengan gunung Semeru yang mengenai paha kirinya. Prabu Duryudana kemudian terjatuh, dan digempur badannya dengan gada oleh Werkudara. Hal itu membuat badan dari Duryudana menjadi hancur lebur.


Rabu, 09 April 2014

Manusia dan Cinta Kasih

" Manusia dan Cinta Kasih "

              Berbicara tentang cinta dan Kasih, manusia tak akan pernah lepas dari yang namanya Cinta, baik Cinta terhadap Tuhan, sesama manusia, Hewan atau apapun yang ada disekitarnya. Cinta sendiri merupakan Anugrah Tuhan Yang Maha Esa kepada makhluknya.
Seperti halnya Cinta kepada Tuhan, kita selalu berusaha untuk mentaati perintah dan laranganNya, hal itu jugalah yang menjadikan manusia dijadikan sebagai makhluk yang paling sempurna dengan dibekali Akal dan Pikiran serta perasaan yang makhluk lain tidak memilikinya.

            Banyak hal yang membuktikan bahwa manusia memiliki Rasa Cinta yang besar (selain Cinta kepada Tuhan), diantaranya adalah Cinta kepada Orang Tua, Sahabat, kekasih,  Hewan Peliharaan, serta Alam (lingkungan). Tidak dipungkiri setiap Manusia pasti mencintai orang Tuanya, karena Cinta Kasih merekalah kita dirawat, dijaga hingga kita tumbuh dewasa. Tapi terkadang kita melupakan hal tersebut seiring bertumbuh dewasanya kita dengan bertambahnya akal kita, kita sering menentang keputusan Orang Tua terhadap kita yang mungkin mereka berfikir itulah yang terbaik untuk kita. Seperti dengan adanya kekasih, teman serta sahabat, coba kita fikir sejenak “apakah waktu kita banyak kita habiskan bersama Orang Tua ?“, tentunya tidak bukan, kita lebih sering berinteraksi diluar sana dengan kekasih atau  sahabat.

            Dari rasa Cinta sendiri dapat menumbuhkan beberapa sifat yang tanpa kita sadari hal itu pasti, diantaranya adalah sifat ingin selalu melindungi, “apa yang kalian rasakan ketika melihat orang yang kalian Cinta disakiti oleh orang lain ?”, tentunya kita tak akan rela bukan ?, nah.. dari hal itulah juga dapat kita artikan jika orang yang kita Cinta tersakiti, maka kita juga akan merasakan sakit pula. Rasa Cinta memiliki ikatan yang sangat kuat, ikatan yang tak terhalang ruang dan waktu. Cinta pun tak melulu tentang pacar, bisa kepada sahabat yang mungkin dengan kata lain kita sebut solidaritas, kepada Orang Tua yang sering kita artikan dengan kata lain yaitu Kasih Sayang, bahkan kepada hewan sekalipun manusia memiliki Cinta Kasih dengan menjadikannya peliharaan. Manusia tak akan pernah lepas dari Cinta dan Kasih, karena Cinta dan Kasih adalah hakikat manuisia yang melekat erat dari lahir ke dunia sampai meninggalkan dunia ini.