Sabtu, 12 November 2016

DONGENG

ASAL MULA SUARA SERAK GAGAK



     Seperti biasa, disetiap pagi burung gagak selalu bernyanyi untuk membangunkan seluruh penghuni hutan. Suara burung gagak merupakan sebuah alarm pengingat di pagi hari. Kicauan gagak merupakan kicauan terbaik di antara burung lainnya, karena itulah gagak dijuluki raja kicau. Tak lama setelah burung gagak bernyanyi, penghuni hutan lainnya pun menemui burung gagak ditepi sungai. Berkumpulnya seluruh penghuni hutan di tepi sungai merupakan agenda rutin yang terjadi di pagi hari. Semua masalah, maupun informasi dibicarakan di sana. Mulai dari hal yang akan terjadi, maupun yang sudah terjadi. Di dalam keramaian perbincangan tiba-tiba terdengar suara ikan mencuri perhatian. Hai semua nya, bagaimana kalau kita mengadakan perlombaan, diantara kita”. Ujar ikan.

       “Lomba apa maksudmu”, sahut kelinici. Terserah lomba apa, yang penting semua ikut dan semua senang”, Jawab ikan. Aku setuju dengan usul ikan, karna kita sudah lama tidak mengadakan lomba. Terakhir lomba 3 bulan yang lalu, dan itu pun hanya kaum burung saja yang ikut”, sahut gagak. “Kalau begitu kali ini seluruh penghuni hutan harus ikut semua”, tegas monyet. Perdebatan penyampaian ide penentuan lomba pun membuat rame suasana di pagi itu. “Aha, gimana kalau lomba makan buah pisang saja, pasti menyenangkan”, ujar monyet dengan penuh semangat. “Kalau itu tidak adil, pasti kamulah yang menang”, sahut kelinci. “Bagaimana kalau lomba menyanyi”, kata agak ragu ikan. “Aku setuju”, sahut kelinci dengan gembira. “Aku tidak setuju”, jawab monyet. “Hei monyet kenapa kamu tidak setuju?”, sahut kelinci. “Jelas aku tidak setuju, sudah pasti yang menang adalah gagak”, jawab monyet. “Benar juga ya”, pikir ikan.

     “Kalau begitu aku tidak jadi ikut”, kata kelinci. “Aku juga, aku juga aku juga” sahut hewan-hewan lainnya. “Sudah-sudah begini saja, bagaimana kalau aku tidak usah ikut dalam lomba ini”, tegas gagak. “Jangan, kamu juga harus ikut”, sahut merpati. “Tapi kalau semua ikut yang menilai siapa?, tambah monyet”. “Nah, begini saja gimana kalau gagak saja yang menjadi juri, jadi semuanya bisa ikut dalam lomba ini”, usul ikan. “Aku setuju, aku juga, aku juga setuju”, jawab hewan-hewan secara bersamaan. “Kalau begitu, sudah diputuskan kalau gagak yang menjadi juri”, tegas kelinci. “Baiklah, aku setuju dengan keputusan ini”, sahut gagak. “Yeye, terus kira-kira lombanya kapan?” tanya kelinci. “Tiga hari lagi saja, jadi masih ada waktu untuk latihan, bagaimana menurut kalian?” jawab gagak. “Setuju”, jawab seluruh hewan yang sedang berkumpul. Tak lama setelah pembahasan lomba selesai, satu persatu hewan meninggalkan sungai untuk mencari makan.

     Burung gagak pun ikut pula meninggalkan tempat tersebut untuk mencari makanan. Disepanjang jalan gagak mencari makanan, terdengar suara-suara hewan sedang berlatih menyanyi. Tiba-tiba, gagak berhenti sejenak di sebuah pohon dan memikirkan tentang hadiah. Burung gagak memikirkan hadiah apa yang bagus untuk sang juara lomba. Namun gagak tidak menemukan ide untuk hadiah yang akan diberikan, gagak pun melanjutkan perjalanannya. Waktu pun berganti menjadi malam, tiba-tiba gagak teringat kembali dengan hadiah. Ah, kalau hadiahnya berupa benda, aku sangat kesusahan untuk mencarinya. Bagaimana kalau hadiahnya pemenang menyanyi setiap pagi di tepi sungai, gumamnya dalam hati. Ya, seperti itu saja kata gagak di dalam hati.

   Malam pun berganti dengan pagi, seperti hari-hari biasanya gagak bernyanyi untuk membangunkan seisi hutan. Ketika semua sedang asyik berkumpul dan berbincang, tiba-tiba katak datang dengan menangis. Semua hewan pun kaget dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. “Katak, apa yang sebenarnya terjadi padamu?” tanya kelinci. Namun, katak hanya diam dan terus meneteskan air matanya. Pertanyaan yang sama pun dilontarkan oleh para hewan lainnya, namun hasilnya tetap sama. Hingga suasana yang mulanya penuh candaan pun hening seketika dan penuh tanda tanya. Beberapa saat kemudian katak pun berbicara. Namun anehnya, ketika katak berbicara semua hewan terkejut dengan suara katak. Suara katak yang semula enak didengar menjadi serak dan besar.

   “Apa yang terjadi dengan suara mu katak?” tanya burung gagak. Namun, katak malah menangis dengan sangat kencang sehingga memperjelas suara katak yang besar dan serak tersebut. “Baiklah katak, jika kamu belum mau cerita tidak apa-apa mungkin kamu butuh waktu untuk sendiri dulu”, ujar gagak. “Ayo teman-teman kita biarkan katak sendiri dulu untuk menenangkan dirinya”, ajak gagak. “Tunggu”, kata katak dengan terisak-isak. “Teman-teman, apakah kalian tetap mau menjadi temanku?”, tanya katak. “Pertanyaan apa itu katak, kita adalah keluarga kita akan selalu bersama”, jelas gagak. Kemudian, katak pun menceritakan semuanya yang terjadi padanya. Sore itu ketika katak sedang berjalan pulang kerumahnya, dia melihat ada buat yang bentuknya sangat indah dan terlihat enak untuk dimakan. Buah itu juga buah yang baru pertama kali dilihatnya, sehingga semakin membuat penasaran katak untuk mencobanya. Namun setelah katak memakan buah tersebut, katak tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang aneh yang terjadi pada dirinya.

    Sesaat setelah itu, katak mengalami batuk-batuk yang tidak kunjung berhenti. Setelah batuknya berhenti, tiba-tiba suara katak pun berubah menjadi lebih besar dan serak. Namun, katak berfikir yang terjadi pada dirinya itu hanyalah efek sebentar yang terjadi akibat makan buah tersebut. Sehingga katak pulang dengan biasa saja. Sesampainya katak di rumah ia langsung tidur karna merasa sangat capek sekali, dan berharap besok pagi suaranya akan kembali seperti biasanya. Alangkah terkejutnya sang katak pada keesokan harinya, setelah bangun tidur dia mencoba untuk bersuara dan hasilnya adalah suara katak menjadi semakin besar dan serak. Tanpa fikir panjang, katak langsung berlari menuju tepi sungai sambil berlinangan air mata. Seluruh hewan yang mendengarkan cerita katak pun turut prihatin atas peristiwa yang menimpa sang katak.

   “Katak, kami tidak bisa berbuat apa-apa, karna kami juga tidak tau apa penawar dari sakitmu itu”, kata ikan dengan tenang. “Andai saja sore itu”, kata katak lirih. “Sudahlah katak, jangan kau menesalinya, semuanya sudah terjadi. Suaramu yang sekarang juga tidak kalah bagusnya dengan suaramu kemarin. Sama-sama mudah untuk dikenali, dan dengan suaramu mungkin lebih mudah untuk mengumpulkan semua penghuni hutan jika ada masalah atau apapun”, ujar gagak sembari menenangkan katak. “Kalau begitu, bagaimana kalau katak kita tugasi sebagai alarm kumpul jika adalah masalah ataupun berita penting”, tambah monyet. “Setuju”, sahut hewan-hewan dengan kompak. “Terima kasih teman-teman, kalian tetap mau bersamaku, aku akan menjalankan amanah kalian dengan baik”, jawab kata penuh tanggung jawab. “Kalau begitu, aku pergi dulu ya aku mau berlatih nyanyi untuk lomba besok”, kata merpati sambil terbang meninggalkan perkumpulan. Tak lama kemudian semua hewan pun membubarkan diri, termasuk katak.

      Pagi pun berganti siang, dan siangpun berganti senja. Ketika semua hewan miba teenuju kerumah masing-masing, tiba-tiba terdengar suara kata sedang meminta tolong. Seketika itu seluruh hewan pun menuju kearah suara katak. Namun, ketika sudah sampai di tempat katak, semua hewan dikejutkan oleh seekor burung yang tergeletak lemas. “Siapa dia katak, tanya kelinci. “Aku juga tidak tau, ketika aku mau pulang kerumah tiba-tiba menemukan dia di sini”, jawab katak. “Kalau begitu bawa saja di rumahku, karna rumahku yang paling dekat dari sini, kata kelinci. Mereka pun membawa burung itu ke rumah kelinci. Tak lama setelah itu, burung itu pun tersadar dari pingsannya. “Wahai burung, siapakah engkau dan darimana asalmu?”, tanya kelinci. “Terima kasih, kalian telah menolongku aku adalah gelatik, aku berasal dari hutan di seberang, aku lagi dari sana karena banyak perangkap burung yang dipasang”, jawab gelatik dengan terbata-bata.

   “Aku terlalu memaksakan terbang begitu jauhnya tanpa beristirahat hingga aku terjatuh karna kecapean”, tambah gelatik. “Kalau begitu, bagaimana kalau kamu tinggal di sini saja”, pinta kelinci. “Apakah tidak apa-apa, jika aku tinggal di sini”? tanya gelatik. “Kami sangat senang jika kamu mau tinggal disini, dan menjadi bagian dari kami”, tambah gagak. “Terima kasih, terima kasih karena kalian sudah menerimaku dan menjadikan ku saudara. Saya pikir saya akan di usir dari sini, ternyata kalian sungguh baik”, tambah gelatik. Waktu pun sudah menunjukkan malam, satu persatu hewan berpamitan untuk pulang.

   Keesokan harinya seperti biasa burung gagak bersiap-siap pergi ke tepi sungai untuk membangunkan seluruh hewan di hutan. Namun, alangkah terkejutnya sang gagak, ketika akan sampai di tepi sungai gagak mendengar suara nyanyian yang indah dari arah sungai. di hampirinya suara tersebut, alangkah terkejutnya sang gagak suara itu adalah suara burung gelatik yang sedang menyanyi. Tak lama setelah gagak sampai, hewan-hewan lainnya pun sampai juga. Semua hewan saling bertanya suara siapakah tadi, karena suara gagak sudah dikenali oleh seluruh hewan di hutan. Sesampainya hewan-hewan di hutan, mereka seakan takjub dengan suara gelatik. Banyak yang memuji suara gelatik,bahkan ada yang mengatakan suara gelatik lebih bagus daripada gagak.

     Tiba-tiba, “Maafkan aku, karna aku kalian jadi terbangun”, kata gelatik. “Tidak usah minta maaf gelatik, setiap pagi kami juga selalu mendengar nyanyian dan berkumpul di sini, namun gagak yang menyanyi untuk kami”, jawab kelinci.“Maafkan aku gagak, aku tidak bermaksud untuk mengambil tugasmu”, ujar gelatik. “Tidak masalah gelatik, mau aku ataupun kamu sama saja yang penting ada yng membangunkan di pagi hari”, tambah gagak. “Tapi aku masih saja tidak enak padamu, aku seakan tidak tau terimakasih, karna sudah lancang”, ujar gelatik. “Gagak tidak seperti itu, dia baik kok, jadi tak masalah iya kan gagak?”, tanya kelinci. “Iya”, jawab gagak singkat.bagaimana tentang lomba besok?” tanya ikan. “Lomba apa?, bolehkah aku ikut?”, tanya gelatik.

    “Sebaiknya kamu lombanya dengan gagak saja”, kata monyet spontan. Kelincipun menceritakan tentang lomba tersebut kepada gelatik. Namun belum selesai cerita kelinci, tiba-tiba gagak berpamitan ingin mencari makanan duluan. Padahal biasanya gagak selalu terakhir yang mencari makanan. Namun mereka tidak merasa aneh, karena mereka berfikir gagak memang sudah lapar. Gagak pun meninggalkan perkumpulan hewan itu dan terbang bebas ke angkasa, di dalam hati gagak sangat kecewa, dia merasa gelatik telah merebut posisinya. Dia merasa sudah tersingkirkan gara-gara kedatangan gelatik. Semua hewan jadi memuji gelatik, semuanya jadi membicarakan gelatik.

   Tiba-tiba gagak teringat cerita katak tentang buah yang dimakannya. Gagak pun berniat untuk mencari buah tersebut. Tanpa pikir panjang gagak ingin bermaksud untuk memberikan buah tersebut kepada burung gelatik. Tak lama setelah gagak terbang mengelilingi tempat yang diceritakan oleh katak, akhirnya gagak pun menemukannya. “Besok kamu akan memakan ini gelatik, dan suara yang terbagus akan kembali lagi padaku”, kata gagak sambil mengambil buah tersebut. Gagak pun cepat-cepat kembali kerumah untuk menaruh buah tersebut supaya tidak ada yang melihatnya. Namun, tanpa disadari, tanpa sengaja burung merpati melihat dan emndengar apa yang telah dilakukan oleh gagak. Merpati pun seolah tak percaya dengan apa yang telah dia lihat dan dengar.

     Hari perlombaan pun telah tiba, namun seakan ada sesuatu yang janggal di sini. Hewan-hewan memandangi gagak dengan pandangan yang penuh tanda tanya. “Mari kita mulai saja lombanya”, ujar gagak. “Gagak, sesuai dengan obrolan kemarin, gelatik juga menjadi juri di sini”, tambah merpati. “Baiklah”, jawab gagak singkat. Tak lama kemudian, lomba pun dimulai, satu-persatu hewan mulai menunjukkan kebolehannya. Sesuai dengan musyawarah kemarin, setelah setengah dari peserta sudah tampil, akan ada istirahat sebentar untuk juri minum. Ketika istirahat tiba, gagak langsung mengeluarkan bekal minumnya pada 2 tempat minum yang sudah di siapkan. Minuman tersebut sengaja di bawa dan dibuat oleh gagak untuk dirinya dan untuk gelatik.

    Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, minuman burung gelatik akan ditukar dengan minuman yang dibawa oleh gagak yang terbuat dari buah aneh yang menjadikan suara katak menjadi besar dan serak. Namun, seakan sudah tau jalan pikiran sang gagak, merpati tanpa sepengetahuan sang gagak sudah memperhatikan gerak-gerik gagak. Minuman gelatik pun sudah berhasil diganti oleh gagak. Namun tanpa disadari minuman gagak telah diambil dan dibaung oleh merpati. Awalnya gagak mencari minumannya yang akan dijadikan pancingan (alat untuk mengajak gelatik minum bersama). Namun, gagak kaget dan bingung mencari minumannya yang hilang.

     Dengan simpatik gelatik pun menawarkan minumannya kepada gagak, namun dengan cepatnya sang gagak menolak tawaran dari gelatik. Jelas saja gagak menolak minuman gelatik, karna minuman gelatik sudah ditukar oleh gagak. Pada saat gelatik akan minum, tiba-tiba merpati menghentikan gelatik dan melarang gelatik meminum minuman gelatik. Seketika semua menoleh ke arah merpati dan gelatik, gagak pun ikut bingung. Gelatik pun menanyakan kenapa dia dilarang meminum minuman tersebut. Merpati pun, mengatakan bahwa minuman gelatik telah ditukar oleh gagak. Namun gagak menangkis tuduhan dari merpati dan mengatakan bahwa minumannya saja hilang bagaimana dia menukarnya, begitulah alasan gagak pada merpati. Gagak pun mulai curiga pada merpati, apakah merpati mengetahui apa yang telah direncanakan oleh gagak. Gagak pun menanyakan kepada merpati kenapa merpati menuduh gagak menukar minuman gelatik. Namun, merpati malah menyuruh gagak mengakui dan meminta maaf kepada gelatik atau semuanya akan dibongkar.

     Semua hewan dan gelatik pun ,enjadi semakin bingung apa sebenarnya yang sedang terjadi, dan jika hanya sekedar menukar minuman biasa tidak akan seperti ini. “Kalau kamu tidak mau mengakui kesalahanmu dan meminta maaf, minumlah minuman gelatik”, tantang merpati. “Kenapa aku harus meminum minuman gelatik?” tanya gagak. “Ada apa ini sebenarnya?”, tanya gelatik. “Tanya saja sama gagak apa yang sebenarnya dia lakukan kepada mu”, jawab merpati. Semua hewan pun menjadi bingung apa yang sebenarnya sedang terjadi. “Suruh saja gagak meminum minuman gelatik, nanti kalian akan mendapatkan jawabannya,” tegas merpati.
Semua hewan pun mengatakan kepada gagak untuk meminum minuman gelatik. Perasan gagak pun menjadi campur aduk, dia merasa sudah terpojokan. Apa yang telah direncanakan olehnya sia-sia, gagak pun mulai lemas dan gugup. “Ayo gagak, tunggu apa lagi”, desak merpati. Semakin merasa terpojokan, burung gagak pun akhirnya meminum minuman gelatik. Beberapa sasat kemudian, burung gagak batuk-batuk, semakin lama batuk yang dikelurkan semakin kencang dan terasa sakit. Sesat kemudian batuknya pun reda, namun ketika merpati menyuruh gagak bicara, gagak hanya terdiam dan meneteskan air mata.

     Hening pun terjadi, dan tiba-tiba, terdebgar suara serak lirih. Seluruh hewan yang ada pun saling bertatapan mata dan bertanya-tanya suara siapakah yang mereka dengar. “Maafkan aku, maaf kam akan kesalahanku,” ucap gagak. Seluruh hewan yang ada pun, kaget dan kecewa dengan apa yang telah terjadi. “Maafkan aku gelatik, aku sebenarnya cemburu pada mu, begitu ada dirimu, aku seakan tak ada artinya lagi, aku seakan dibuang begitu saja. Semuanya memujimu, semuanya jadi suka padamu dan berpaling dari ku”, ujar gagak.

  “Sungguh aku yang seharusnya meminta maaf padamu, karna aku kamu menjadi merasa tersingkirkan. Padahal aku juga tidak mau semua ini terjadi”, jawab gelatik. “Semuanya telah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur. Inilah hukuman yang pantas didapat oleh gagak,” sahut merpati. “Aku menerima semua ini, aku ikhlas mendapatkan hukuman atas  kesalahanku, tapi apakah kalian masih mau menjadi teman, keluarga dan mau memaafkanku” tanya gagak dengan tangisan yang tak kunjung henti. “Kami memaafkanmu gagak, ini semua juga kesalahan kami, kami tak menghargaimu hingga kamu melakukan hal yang tak sepantasnya kau lakukan”, jawab kelinci. “Aku juga telah memaafkanmu gagak”, tambah gelatik.

   “Terima kasih kalian telah memaafkanku, namun aku tak pantas berada di sini, aku akan pergi dari sini dan aku akan datang dengan suara serakku ketika akan ada hal buruk yang akan terjadi”, kata gagak sambil terbang meninggalkan hutan.

    Sejak saat itu gagak menjadi isyarat akan adanya sesuatu yang buruk terjadi jika dia datang atau bersuara dengan suara seraknya.


Sekian

0 komentar:

Posting Komentar