ASAL MULA SUARA SERAK GAGAK
Seperti biasa, disetiap pagi burung gagak
selalu bernyanyi untuk membangunkan seluruh penghuni hutan. Suara burung gagak
merupakan sebuah alarm pengingat di pagi hari. Kicauan gagak merupakan kicauan
terbaik di antara burung lainnya, karena itulah gagak dijuluki raja kicau. Tak
lama setelah burung gagak bernyanyi, penghuni hutan lainnya pun menemui burung
gagak ditepi sungai. Berkumpulnya seluruh penghuni hutan di tepi sungai
merupakan agenda rutin yang terjadi di pagi hari. Semua masalah, maupun
informasi dibicarakan di sana. Mulai dari hal yang akan terjadi, maupun yang
sudah terjadi. Di dalam keramaian perbincangan tiba-tiba terdengar suara ikan
mencuri perhatian. Hai semua nya, bagaimana kalau kita mengadakan perlombaan,
diantara kita”. Ujar ikan.
“Lomba apa maksudmu”, sahut kelinici. Terserah
lomba apa, yang penting semua ikut dan semua senang”, Jawab ikan. Aku setuju
dengan usul ikan, karna kita sudah lama tidak mengadakan lomba. Terakhir lomba
3 bulan yang lalu, dan itu pun hanya kaum burung saja yang ikut”, sahut gagak.
“Kalau begitu kali ini seluruh penghuni hutan harus ikut semua”, tegas monyet.
Perdebatan penyampaian ide penentuan lomba pun membuat rame suasana di pagi
itu. “Aha, gimana kalau lomba makan buah pisang saja, pasti menyenangkan”, ujar
monyet dengan penuh semangat. “Kalau itu tidak adil, pasti kamulah yang
menang”, sahut kelinci. “Bagaimana kalau lomba menyanyi”, kata agak ragu ikan.
“Aku setuju”, sahut kelinci dengan gembira. “Aku tidak setuju”, jawab monyet.
“Hei monyet kenapa kamu tidak setuju?”, sahut kelinci. “Jelas aku tidak setuju,
sudah pasti yang menang adalah gagak”, jawab monyet. “Benar juga ya”, pikir
ikan.
“Kalau begitu aku tidak jadi ikut”, kata
kelinci. “Aku juga, aku juga aku juga” sahut hewan-hewan lainnya. “Sudah-sudah
begini saja, bagaimana kalau aku tidak usah ikut dalam lomba ini”, tegas gagak.
“Jangan, kamu juga harus ikut”, sahut merpati. “Tapi kalau semua ikut yang
menilai siapa?, tambah monyet”. “Nah, begini saja gimana kalau gagak saja yang
menjadi juri, jadi semuanya bisa ikut dalam lomba ini”, usul ikan. “Aku setuju,
aku juga, aku juga setuju”, jawab hewan-hewan secara bersamaan. “Kalau begitu,
sudah diputuskan kalau gagak yang menjadi juri”, tegas kelinci. “Baiklah, aku
setuju dengan keputusan ini”, sahut gagak. “Yeye, terus kira-kira lombanya
kapan?” tanya kelinci. “Tiga hari lagi saja, jadi masih ada waktu untuk
latihan, bagaimana menurut kalian?” jawab gagak. “Setuju”, jawab seluruh hewan
yang sedang berkumpul. Tak lama setelah pembahasan lomba selesai, satu persatu
hewan meninggalkan sungai untuk mencari makan.
Burung gagak pun ikut pula meninggalkan tempat
tersebut untuk mencari makanan. Disepanjang jalan gagak mencari makanan,
terdengar suara-suara hewan sedang berlatih menyanyi. Tiba-tiba, gagak berhenti
sejenak di sebuah pohon dan memikirkan tentang hadiah. Burung gagak memikirkan
hadiah apa yang bagus untuk sang juara lomba. Namun gagak tidak menemukan ide
untuk hadiah yang akan diberikan, gagak pun melanjutkan perjalanannya. Waktu
pun berganti menjadi malam, tiba-tiba gagak teringat kembali dengan hadiah. Ah,
kalau hadiahnya berupa benda, aku sangat kesusahan untuk mencarinya. Bagaimana
kalau hadiahnya pemenang menyanyi setiap pagi di tepi sungai, gumamnya dalam
hati. Ya, seperti itu saja kata gagak di dalam hati.
Malam pun berganti dengan pagi, seperti
hari-hari biasanya gagak bernyanyi untuk membangunkan seisi hutan. Ketika semua
sedang asyik berkumpul dan berbincang, tiba-tiba katak datang dengan menangis.
Semua hewan pun kaget dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. “Katak, apa
yang sebenarnya terjadi padamu?” tanya kelinci. Namun, katak hanya diam dan
terus meneteskan air matanya. Pertanyaan yang sama pun dilontarkan oleh para
hewan lainnya, namun hasilnya tetap sama. Hingga suasana yang mulanya penuh
candaan pun hening seketika dan penuh tanda tanya. Beberapa saat kemudian katak
pun berbicara. Namun anehnya, ketika katak berbicara semua hewan terkejut
dengan suara katak. Suara katak yang semula enak didengar menjadi serak dan
besar.
“Apa yang terjadi dengan suara mu katak?”
tanya burung gagak. Namun, katak malah menangis dengan sangat kencang sehingga
memperjelas suara katak yang besar dan serak tersebut. “Baiklah katak, jika
kamu belum mau cerita tidak apa-apa mungkin kamu butuh waktu untuk sendiri
dulu”, ujar gagak. “Ayo teman-teman kita biarkan katak sendiri dulu untuk
menenangkan dirinya”, ajak gagak. “Tunggu”, kata katak dengan terisak-isak.
“Teman-teman, apakah kalian tetap mau menjadi temanku?”, tanya katak.
“Pertanyaan apa itu katak, kita adalah keluarga kita akan selalu bersama”,
jelas gagak. Kemudian, katak pun menceritakan semuanya yang terjadi padanya.
Sore itu ketika katak sedang berjalan pulang kerumahnya, dia melihat ada buat
yang bentuknya sangat indah dan terlihat enak untuk dimakan. Buah itu juga buah
yang baru pertama kali dilihatnya, sehingga semakin membuat penasaran katak
untuk mencobanya. Namun setelah katak memakan buah tersebut, katak tiba-tiba
merasakan ada sesuatu yang aneh yang terjadi pada dirinya.
Sesaat setelah itu, katak mengalami
batuk-batuk yang tidak kunjung berhenti. Setelah batuknya berhenti, tiba-tiba
suara katak pun berubah menjadi lebih besar dan serak. Namun, katak berfikir
yang terjadi pada dirinya itu hanyalah efek sebentar yang terjadi akibat makan
buah tersebut. Sehingga katak pulang dengan biasa saja. Sesampainya katak di
rumah ia langsung tidur karna merasa sangat capek sekali, dan berharap besok
pagi suaranya akan kembali seperti biasanya. Alangkah terkejutnya sang katak
pada keesokan harinya, setelah bangun tidur dia mencoba untuk bersuara dan
hasilnya adalah suara katak menjadi semakin besar dan serak. Tanpa fikir
panjang, katak langsung berlari menuju tepi sungai sambil berlinangan air mata.
Seluruh hewan yang mendengarkan cerita katak pun turut prihatin atas peristiwa
yang menimpa sang katak.
“Katak, kami tidak bisa berbuat apa-apa, karna
kami juga tidak tau apa penawar dari sakitmu itu”, kata ikan dengan tenang.
“Andai saja sore itu”, kata katak lirih. “Sudahlah katak, jangan kau
menesalinya, semuanya sudah terjadi. Suaramu yang sekarang juga tidak kalah
bagusnya dengan suaramu kemarin. Sama-sama mudah untuk dikenali, dan dengan
suaramu mungkin lebih mudah untuk mengumpulkan semua penghuni hutan jika ada
masalah atau apapun”, ujar gagak sembari menenangkan katak. “Kalau begitu,
bagaimana kalau katak kita tugasi sebagai alarm kumpul jika adalah masalah
ataupun berita penting”, tambah monyet. “Setuju”, sahut hewan-hewan dengan
kompak. “Terima kasih teman-teman, kalian tetap mau bersamaku, aku akan
menjalankan amanah kalian dengan baik”, jawab kata penuh tanggung jawab. “Kalau
begitu, aku pergi dulu ya aku mau berlatih nyanyi untuk lomba besok”, kata
merpati sambil terbang meninggalkan perkumpulan. Tak lama kemudian semua hewan
pun membubarkan diri, termasuk katak.
Pagi pun berganti siang, dan siangpun berganti
senja. Ketika semua hewan miba teenuju kerumah masing-masing, tiba-tiba
terdengar suara kata sedang meminta tolong. Seketika itu seluruh hewan pun
menuju kearah suara katak. Namun, ketika sudah sampai di tempat katak, semua
hewan dikejutkan oleh seekor burung yang tergeletak lemas. “Siapa dia katak,
tanya kelinci. “Aku juga tidak tau, ketika aku mau pulang kerumah tiba-tiba
menemukan dia di sini”, jawab katak. “Kalau begitu bawa saja di rumahku, karna
rumahku yang paling dekat dari sini, kata kelinci. Mereka pun membawa burung
itu ke rumah kelinci. Tak lama setelah itu, burung itu pun tersadar dari
pingsannya. “Wahai burung, siapakah engkau dan darimana asalmu?”, tanya
kelinci. “Terima kasih, kalian telah menolongku aku adalah gelatik, aku berasal
dari hutan di seberang, aku lagi dari sana karena banyak perangkap burung yang
dipasang”, jawab gelatik dengan terbata-bata.
“Aku terlalu memaksakan terbang begitu jauhnya
tanpa beristirahat hingga aku terjatuh karna kecapean”, tambah gelatik. “Kalau
begitu, bagaimana kalau kamu tinggal di sini saja”, pinta kelinci. “Apakah
tidak apa-apa, jika aku tinggal di sini”? tanya gelatik. “Kami sangat senang
jika kamu mau tinggal disini, dan menjadi bagian dari kami”, tambah gagak.
“Terima kasih, terima kasih karena kalian sudah menerimaku dan menjadikan ku
saudara. Saya pikir saya akan di usir dari sini, ternyata kalian sungguh baik”,
tambah gelatik. Waktu pun sudah menunjukkan malam, satu persatu hewan
berpamitan untuk pulang.
Keesokan harinya seperti biasa burung gagak
bersiap-siap pergi ke tepi sungai untuk membangunkan seluruh hewan di hutan.
Namun, alangkah terkejutnya sang gagak, ketika akan sampai di tepi sungai gagak
mendengar suara nyanyian yang indah dari arah sungai. di hampirinya suara
tersebut, alangkah terkejutnya sang gagak suara itu adalah suara burung gelatik
yang sedang menyanyi. Tak lama setelah gagak sampai, hewan-hewan lainnya pun
sampai juga. Semua hewan saling bertanya suara siapakah tadi, karena suara
gagak sudah dikenali oleh seluruh hewan di hutan. Sesampainya hewan-hewan di
hutan, mereka seakan takjub dengan suara gelatik. Banyak yang memuji suara
gelatik,bahkan ada yang mengatakan suara gelatik lebih bagus daripada gagak.
Tiba-tiba, “Maafkan aku, karna aku kalian jadi
terbangun”, kata gelatik. “Tidak usah minta maaf gelatik, setiap pagi kami juga
selalu mendengar nyanyian dan berkumpul di sini, namun gagak yang menyanyi
untuk kami”, jawab kelinci.“Maafkan aku gagak, aku tidak bermaksud untuk
mengambil tugasmu”, ujar gelatik. “Tidak masalah gelatik, mau aku ataupun kamu
sama saja yang penting ada yng membangunkan di pagi hari”, tambah gagak. “Tapi
aku masih saja tidak enak padamu, aku seakan tidak tau terimakasih, karna sudah
lancang”, ujar gelatik. “Gagak tidak seperti itu, dia baik kok, jadi tak
masalah iya kan gagak?”, tanya kelinci. “Iya”, jawab gagak singkat.bagaimana
tentang lomba besok?” tanya ikan. “Lomba apa?, bolehkah aku ikut?”, tanya
gelatik.
“Sebaiknya kamu lombanya dengan gagak saja”,
kata monyet spontan. Kelincipun menceritakan tentang lomba tersebut kepada
gelatik. Namun belum selesai cerita kelinci, tiba-tiba gagak berpamitan ingin
mencari makanan duluan. Padahal biasanya gagak selalu terakhir yang mencari
makanan. Namun mereka tidak merasa aneh, karena mereka berfikir gagak memang
sudah lapar. Gagak pun meninggalkan perkumpulan hewan itu dan terbang bebas ke
angkasa, di dalam hati gagak sangat kecewa, dia merasa gelatik telah merebut
posisinya. Dia merasa sudah tersingkirkan gara-gara kedatangan gelatik. Semua
hewan jadi memuji gelatik, semuanya jadi membicarakan gelatik.
Tiba-tiba gagak teringat cerita katak tentang
buah yang dimakannya. Gagak pun berniat untuk mencari buah tersebut. Tanpa
pikir panjang gagak ingin bermaksud untuk memberikan buah tersebut kepada
burung gelatik. Tak lama setelah gagak terbang mengelilingi tempat yang
diceritakan oleh katak, akhirnya gagak pun menemukannya. “Besok kamu akan
memakan ini gelatik, dan suara yang terbagus akan kembali lagi padaku”, kata
gagak sambil mengambil buah tersebut. Gagak pun cepat-cepat kembali kerumah
untuk menaruh buah tersebut supaya tidak ada yang melihatnya. Namun, tanpa
disadari, tanpa sengaja burung merpati melihat dan emndengar apa yang telah
dilakukan oleh gagak. Merpati pun seolah tak percaya dengan apa yang telah dia
lihat dan dengar.
Hari
perlombaan pun telah tiba, namun seakan ada sesuatu yang janggal di sini.
Hewan-hewan memandangi gagak dengan pandangan yang penuh tanda tanya. “Mari
kita mulai saja lombanya”, ujar gagak. “Gagak, sesuai dengan obrolan kemarin,
gelatik juga menjadi juri di sini”, tambah merpati. “Baiklah”, jawab gagak
singkat. Tak lama kemudian, lomba pun dimulai, satu-persatu hewan mulai menunjukkan
kebolehannya. Sesuai dengan musyawarah kemarin, setelah setengah dari peserta
sudah tampil, akan ada istirahat sebentar untuk juri minum. Ketika istirahat
tiba, gagak langsung mengeluarkan bekal minumnya pada 2 tempat minum yang sudah
di siapkan. Minuman tersebut sengaja di bawa dan dibuat oleh gagak untuk
dirinya dan untuk gelatik.
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya,
minuman burung gelatik akan ditukar dengan minuman yang dibawa oleh gagak yang
terbuat dari buah aneh yang menjadikan suara katak menjadi besar dan serak.
Namun, seakan sudah tau jalan pikiran sang gagak, merpati tanpa sepengetahuan
sang gagak sudah memperhatikan gerak-gerik gagak. Minuman gelatik pun sudah
berhasil diganti oleh gagak. Namun tanpa disadari minuman gagak telah diambil
dan dibaung oleh merpati. Awalnya gagak mencari minumannya yang akan dijadikan
pancingan (alat untuk mengajak gelatik minum bersama). Namun, gagak kaget dan
bingung mencari minumannya yang hilang.
Dengan simpatik gelatik pun menawarkan
minumannya kepada gagak, namun dengan cepatnya sang gagak menolak tawaran dari
gelatik. Jelas saja gagak menolak minuman gelatik, karna minuman gelatik sudah
ditukar oleh gagak. Pada saat gelatik akan minum, tiba-tiba merpati
menghentikan gelatik dan melarang gelatik meminum minuman gelatik. Seketika
semua menoleh ke arah merpati dan gelatik, gagak pun ikut bingung. Gelatik pun
menanyakan kenapa dia dilarang meminum minuman tersebut. Merpati pun,
mengatakan bahwa minuman gelatik telah ditukar oleh gagak. Namun gagak menangkis
tuduhan dari merpati dan mengatakan bahwa minumannya saja hilang bagaimana dia
menukarnya, begitulah alasan gagak pada merpati. Gagak pun mulai curiga pada
merpati, apakah merpati mengetahui apa yang telah direncanakan oleh gagak.
Gagak pun menanyakan kepada merpati kenapa merpati menuduh gagak menukar
minuman gelatik. Namun, merpati malah menyuruh gagak mengakui dan meminta maaf
kepada gelatik atau semuanya akan dibongkar.
Semua hewan dan gelatik pun ,enjadi semakin
bingung apa sebenarnya yang sedang terjadi, dan jika hanya sekedar menukar
minuman biasa tidak akan seperti ini. “Kalau kamu tidak mau mengakui
kesalahanmu dan meminta maaf, minumlah minuman gelatik”, tantang merpati.
“Kenapa aku harus meminum minuman gelatik?” tanya gagak. “Ada apa ini sebenarnya?”,
tanya gelatik. “Tanya saja sama gagak apa yang sebenarnya dia lakukan kepada
mu”, jawab merpati. Semua hewan pun menjadi bingung apa yang sebenarnya sedang
terjadi. “Suruh saja gagak meminum minuman gelatik, nanti kalian akan
mendapatkan jawabannya,” tegas merpati.
Semua hewan pun mengatakan kepada gagak untuk
meminum minuman gelatik. Perasan gagak pun menjadi campur aduk, dia merasa
sudah terpojokan. Apa yang telah direncanakan olehnya sia-sia, gagak pun mulai
lemas dan gugup. “Ayo gagak, tunggu apa lagi”, desak merpati. Semakin merasa
terpojokan, burung gagak pun akhirnya meminum minuman gelatik. Beberapa sasat
kemudian, burung gagak batuk-batuk, semakin lama batuk yang dikelurkan semakin
kencang dan terasa sakit. Sesat kemudian batuknya pun reda, namun ketika
merpati menyuruh gagak bicara, gagak hanya terdiam dan meneteskan air mata.
Hening pun terjadi, dan tiba-tiba, terdebgar
suara serak lirih. Seluruh hewan yang ada pun saling bertatapan mata dan
bertanya-tanya suara siapakah yang mereka dengar. “Maafkan aku, maaf kam akan
kesalahanku,” ucap gagak. Seluruh hewan yang ada pun, kaget dan kecewa dengan
apa yang telah terjadi. “Maafkan aku gelatik, aku sebenarnya cemburu pada mu,
begitu ada dirimu, aku seakan tak ada artinya lagi, aku seakan dibuang begitu
saja. Semuanya memujimu, semuanya jadi suka padamu dan berpaling dari ku”, ujar
gagak.
“Sungguh aku yang seharusnya meminta maaf
padamu, karna aku kamu menjadi merasa tersingkirkan. Padahal aku juga tidak mau
semua ini terjadi”, jawab gelatik. “Semuanya telah terlanjur, nasi sudah
menjadi bubur. Inilah hukuman yang pantas didapat oleh gagak,” sahut merpati.
“Aku menerima semua ini, aku ikhlas mendapatkan hukuman atas kesalahanku, tapi apakah kalian masih mau
menjadi teman, keluarga dan mau memaafkanku” tanya gagak dengan tangisan yang
tak kunjung henti. “Kami memaafkanmu gagak, ini semua juga kesalahan kami, kami
tak menghargaimu hingga kamu melakukan hal yang tak sepantasnya kau lakukan”,
jawab kelinci. “Aku juga telah memaafkanmu gagak”, tambah gelatik.
“Terima kasih kalian telah memaafkanku, namun
aku tak pantas berada di sini, aku akan pergi dari sini dan aku akan datang
dengan suara serakku ketika akan ada hal buruk yang akan terjadi”, kata gagak
sambil terbang meninggalkan hutan.
Sejak saat itu gagak menjadi isyarat akan
adanya sesuatu yang buruk terjadi jika dia datang atau bersuara dengan suara
seraknya.
Sekian
0 komentar:
Posting Komentar