Kepemimpinan
A. Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Sebelum kita berbicara lebih lanjut tentang kepemimpinan,
alangkah baiknya jika kita lebih tahu dahulu mengenai apa itu kepemimpinan. Berikut
ini beberapa pendapat mengenai pengertian dari kepemimpinan.
Ø
George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto,
1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan
yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk
bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu
mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
Ø Rauch
& Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan
Ø Stephen
J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan
apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas tentang kepemimpinan, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
sumber dari pengaruh tersebut dapat berupa formal, misalnya kepemilikan
peringkat manajerial dalam suatu organisasi. Karena posisi manajemen muncul
bersama suatu tingkat wewenang yang
dirancang secara formal,seseorang dapat menjalankan suatu peran kepemimpinan
semata-mata karena kedudukannya dalam organisasi tersebut.
1.
Teori
Kepemimpinan
di dalam teori kepemimpinan akan dijelaskan tentang
pendekatan teori karakter, teori tingkah laku, dan teori kemungkinan.
Mengenalkan perkembangan dalam kepemimpinan yang mengkaji tentang sejumlah isu
kontemporer yang berkaitan dengan penerapan konsep kepemimpinan. Teori yang
berkaitan tentang kepemimpinan adalah sebagai berikut.
a.
Teori
Karakter
Teori karakter kepemimpinan
adalah teori-teori yang mencari karakter kepribadian, sosial, fisik, atau
intelektual yang memperbedakan pemimpin-dari-bukan-pemimpin.pendekatan ini mengabaikan
kebutuhan dari pengikut, umumnya pendekatan itu tidak memisahkan
b.
Teori Tingkah
Laku
Teori
tingkah laku atau dapat disebut juga dengan teori perilaku kepemimpinan. Teori perilaku
kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik
membedakan pemimpin dari bukan pemimpin.
Perbedaan antara teori karakter
dengan teori perilaku di dalam penerapannya terletak pada asumsi yang
mendasarai. Seandainya teori karakter tersebut valid, maka kepemimpinan secara
dasar dibawa dari lahir. Di pihak lain seandainya ada perilaku spesifik yang
menunjukkan pemimpin, maka kita dapat mengajarkan kepemimpinan, kita dapat
merancang program-program yang menanamkan pola perilaku ini ke dalam diri
individuyang berhasrat untuk menjadi pemimpin yang efektif.
c.
Teori Kemungkinan
Teori model kemungkinan Fiedler
mengemukakan bahawa kinerja kelompok yang efektifbergantung pada padanan yang
tepat antara gaya interaksi dari si pemimpindengan bawahannyan serta sampai
tingkat mana situasi memberikn kendali dan pengaruhkepada si pemimpin.
2.
Arti
Kepemimpinan
Pemimpin adalah
seorang yang dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan
usaha bersama guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
kepemimpinan berkaitan dengan:
- Keterlibatan orang lain atau sekelompok orang dalam kegaitan mencapai
tujuan.
- Terdapat faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain
bersedia digerakkan atau dipengaruhi untuk mencapai tujuan.
- Adanya usaha bersama serta pengerahan berbagai sumber daya, baik
tenaga, dana, waktu dan lain sebagainya.
- Melihat pada hal – hal diatas, maka dapat dikatakan hakekat
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
- Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok
orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian
yang memancarkan pengaruh, wibawa sedemikian rupa sehingga sekelompok
orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
- Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat
sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang dikehendaki, membuat
mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, dan bahkan sanggup
berkorban.
- Kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses atau kesediaan untuk
mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang, baik dalam organisasi
formal maupun informal.
- Kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan pengaruh terhadap
sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran, pandangan,
sikap, kepercayaan dan sebagainya. Kepemimpinan di dalam organisasi formal
merupakan suatu proses yang terus menerus, yang membuat semua anggota
organisasi giat dan berusaha memahami dan mencapai tujuan – tujuan yang
dikehendaki oleh pemimpin.
- Kepemimpinan adalah suatu bentu persuasi, suatu seni membina
sekelompok orang melalui ”human relation” dan motivasi yang tepat,
sehingga tanpa rasa takut mereka mau bekerja sama, memahami dan mencapai
tujuan organisasi.
- Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat
atau instrument untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya
upaya, mentaai segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mempelopori, memberi
petunjuk, mendidik, membimbing dan lain sebagainya agar para bawahan mengikuti
jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik,
bila seorang pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Berdasarkan penjelasan
diatas maka dapat dikatakan bahwa arti penting dari kepemimpinan adalah
bagaimana kita sebagai seorang pemimpin dapat mendidik, membimbing, menjalin
hubungan bersama, dan mengantarkan anggota kepada tujuan bersama.
Untuk menjadi
seorang pemimpin yang dapat disegani maka perlu mengetahui bagaimana dan apa
saja gaya yang harus dilakukan sebagai seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan,
pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari
seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan
tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin
secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau dipacu oleh bawahan tersebut
dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya
dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini
1.
Teori
Genetis (Keturunan)
Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and
nor made” (pemimpin itu dilahirkan bakat bukannya dibuat). Para penganut
aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan
yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau
determinitis.
2.
Teori Sosial
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada
satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran
teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu
dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti
teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan
bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan
pengalaman yang cukup.
3.
Teori
Ekologis.
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya
mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut
timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada
intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik
apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan
untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari
kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling
mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih
diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan
timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya
gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya
kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu
pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan
tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard
(1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi
dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan
sebagai : k = f (p, b, s).
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah
seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan
unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi.
Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam
bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti
keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang
atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau
pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah
disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan
mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang
pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang
pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah
suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat
tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya
dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan
pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan
pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian,
ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan,
bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya,
dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
B. Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut
berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut
(Siagian,1997).
1.
Tipe
Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang
memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai
pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi,
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan bersifat menghukum.
2.
Tipe
Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut: Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe
Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe
Karismatik
Tipe (teori) kepemimpinan karismatik mengemukakan bahwa
para pengikut memuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan yang heroik atau luar
biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu. Hingga sekarang ini
para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin
memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak
dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang
kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada
waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak
dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.
Tipe
Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut
: dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe
demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah
yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi
seorang pemimpin yang demokratis.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi dari kepemimpinan. Mangunhardjana mendeskripsikan
faktor-faktor kepemimpinan dalam bukunya yang berjudul kepemimpinan teori dan
pengembangannya, yaitu sebagai berikut.
1.
Faktor yang
berasal dari diri sendiri
Faktor-faktor yang berasal dari kita sendiri, yang
mempengaruhi kepemimpinan adalah pengertian tentang kepemimpinan, nilai atau
hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita berhasil menduduki pangkat
kepemimpinan. Pengertian seseorang tentang kepemimpinan mempengaruhi
kepemimpinannya. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk
mendapatkan fasilitas, uang, barang, keenakan hidup jelas akan menunjukkan
praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan
sebagai pelayanan bagi kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya dan memandang
fasilitas kepemimpinan sebagai hal supaya dapat melayani lebih baik.
Cara orang berhasil menduduki pangkat kepemimpinn
mempengaruhi dari cara kepemimpinannya. Orang menjadi pemimpin hanya karena
diangkat dan bukan karena kecakapan yang dimiliki akan menunjukkan perilaku
kepemimpinan yang berbeda dari orang yang menjadi pemimpin karena kecakapan
yang sudah terbukti. Pengalaman orang dalam kepemimpinan juga mempengaruhi
kepemimpinan seseorang. Seorang pemmpin yang sudah terbiasa bergaya
kepemimpinan kerja tinggi kekompakan
rendah, misalnya cenderung akan mempergunakan gaya kepemimpinan itu tanpa
memperhitungkan orang-orang yang dipimpin atau situasi kepemimpinan yang ada.
2.
Pandangan
kita terhadap manusia
Pandangan pemimpin tentang manusia mempengaruhi pandangan
tentang manusia-manusia yang kita pimpin. Seperti halnya teori Douglas McGregor
yang mengemukakan 2 pandangan tentang manusia. 1) Teori X, yaitu pada dasarnya
manusia pada umumnya tidak menyukai pekerjaan dan sedapat mungkin menghindari
pekerjaan. Karena manusia pada dasarnya tidak suka bekerja, manusia perlu
dipaksa, diarahkan dan diancam dengan hukuman, supaya mau bekerja dan
mencurahkan tenaga secukupnya untuk mencapai sesuatu. 2) Teori Y, yaitu bagi
manusia bekerja merupakan hal alamiah seperti halnya bermain-main dan
beristirahat. Pengawasan dari luar dan ancaman hukuman bukan merupakan
satu-satunya cara untuk mendorong orang supaya berusaha untuk menghasilkan
sesuatu.
3.
Keadaan
kelompok
Keadaan kelompok orang yang kita pimpin juga mempengaruhi
kepemimpinan kita. kelompok yang matang cenderung membuat kita rela menyerahkan
kepercayaan dan kekuasaan kepada para anggota. Kelompok yang belum matang
membuat kita cenderung bertindak otoriter dengan banyak menyuruh dan terlalu
direktif.
4.
Situasi
waktu kepemimpinan kita dilaksanakan
Situasi kepemimpinan amat
ditentukan oleh penyelesaian tugas bersama dan kekompakan kelompok. Situasi,
yang menuntut supaya tugas segera diselesaikan, cenderung membuat pemimpin
lebih menekankan orientasi pada pekerjaan dan kurang pada orang-orang yang dipimpinnya.
Situasi kelompok yang tidak kompak membuat kita cenderung untuk lebih
memperhatikan hubungan antar mereka dan kurang untuk menghimpun usaha untuk
menyelesaikan tugas bersama.
D. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam
Organisasi
Kepemimpinan berarti melibatkan
orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan, para karyawan atau
bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Seorang
pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu menggugah
pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan tersebut dapat
bersumber dari hadiah, hukuman, otoritas dan kharisma. Pemimpin harus memiliki
kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus,
pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan pada
diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi.
Kepemimpinan memainkan suatu
bagian yang sentral dalam memahami perilaku kelompok, karena pemimpinlah yang
biasanya memberikan pengarahan menuju pencapaian tujuan. pemimpin tim yang
efektif ternyata menjalankan empat peran: mereka bertindak sebagai penghubung
dengan konstituen eksternal, mereka adalah pemecah masalah, mereka mengelola
konflikdan mereka melatih anggota tim.
Referensi:
Mangunhardjana. 1993. Kepemimpinan Teori
dan Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
Robbins, P. Stephen. 2001. Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo.