Analisis Kesalahan pada
Artikel
Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Membaca
Pembelajaran bahasa menjadi penting dan
mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan seseorang dalam berkomunikasi.
Melalui aktivitas berbahasa seseorang dibekali dengan pengetahuan formal
bahasa, baik yang terkait dengan
pengetahuan kaidah bahasa, proses berbahasa, maupun ketrampilan berbahasa. Tarigan (1995), menyatakan bahwa membaca
merupakan salah satu ketrampilan
berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Ketrampilan ini dapat dikusai
oleh seseorang jika disertai dengan upaya latihan yang sungguh-sungguh. Akan
tetapi, yang menjadi inti kajian di sini adalah pada ketrampilan membaca.
Aktivitas membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang bertujuan
untuk memahami ide, gagasan, serta perasan dalam teks. Dalam proses membaca
seseorang akan mengalami proses berpikir untuk memahami ide dan gagasannya
secara luas (divergen thingking). Proses membaca sangat terkait hubungannya dengan
faktor pengembangan berpikir, berdasakan pengalaman yang mendasarinya. Dimana pengalaman tersebut dapat
diperoleh melalui menyimak, pengamatan, dan diskusi tentang suatu materi
bacaan.
Tujuan dan manfaat aktivitas membaca tersebut
di atas tidak secara bersamaan dapat dicapai, tetapi satu persatu mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan kemampuan
literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan
kekritisan, maka diperlukan trobosan-trobosan yang efektif. Sebagai sarana
pendukung proses tersebut, penting untuk dipilih kualitas materi yang akan
menjadi pokok bacaan, sehingga informasi yang diperoleh akan lebih bermakna.
Selain itu, kemudahan dalam memperoleh buku atau sumber bacaan mempengaruhi
terhadap frekuensi seseorang dalam membaca. Semakin sering seseorang melakukan
aktivitas membaca berarti semakin banyak pula informasi yang diperolehnya. Seseorang secara umum kesulitan untuk
berfikir secara multiple perpestif,
divergen thingking, dan positif thingking
dalam menyelesaikan masalah.
Kegiatan membaca menurut anggapan beberapa
orang merupakan aktivitas yang mudah dan tidak memerlukan olah pikir yang mendalam.
Padahal pada kenyataannya, proses membaca kritis membutuhkan pengetahuan,
pemikiran dan daya konsentrasi yang tinggi. Untuk dapat memahami isi suatu
bacaan seseorang harus memahami kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan
paragraf demi paragraf sehingga muncul pemahaman yang jelas mengenai suatu
bacaan. Sebenarnya kegiatan membaca tidak hanya sebatas memahami isi/informasi
bacaan saat itu saja (sort term memory),
tetapi dianjurkan dipahami untuk jangka panjang (long term memory).
Setelah kita dapat memahami dan menyimpan
dalam ingatan jangka panjang, pastilah seseorang pembaca kritis akan mampu
menngambil pesan-pesan informatif yang membangun dirinya. Tentunya Jika
teks yang dibaca itu baik (keterbacaannya tinggi) akan dapat mengarahkan
dan membimbing perilaku pembaca menjadi baik pula. Pembaca kritis secara
langsung maupun tidak langsung akan terjadi
perubahan sikap, perilaku (,) dan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah kita mengetahui pentingnya membaca,
pertanyaan yang muncul pada diri kita yaitu: “mengapa kita tidak membudayakan
membaca sejak dini?”. Tertinggalnya minat dan kemauan membaca di masyarakat
merupakan salah satu penyebabkan dari ketertinggalan, kebodohan, dan kemiskinan
bangsa ini. Oleh karena itu, sangat diperlukan menumbuhkan literasi membaca
setiap hari dengan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran supaya terjadi
perubahan hidup menjadi lebih baik dan kritis terhadap situasi.
Singkatnya, berpikir kritis pada saat membaca
merupakan kegiatan yang mendalam, evaluatif, analitis, dan bukan mencari
kesalahannya saja. Seorang pemikir kritis akan mampu memberikan penyelesaian
masalah dari beberapa sudut pandang. Tumbuh kembangnya seorang pemikir kritis
akan mempunyai sifat atau pribadi yang percaya diri, bijaksana, kreatif, teliti,
dan keyakinan yang mantap.
Analisis kesalahan pada artikel yang berjudul
Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Membaca adalah sebagai berikut:
NO.
|
KESALAHAN
|
PERBAIKAN
|
KETERANGAN
|
ANALISIS
|
1.
|
Melalui
aktivitas berbahasa seseorang dibekali dengan pengetahuan formal bahasa, baik
yang terkait dengan pengetahuan
kaidah bahasa, proses berbahasa, maupun ketrampilan
berbahasa.
|
Melalui
aktivitas berbahasa seseorang dibekali dengan pengetahuan formal bahasa, baik
yang berkaitan dengan pengetahuan kaidah
bahasa, proses berbahasa, maupun keterampilan
berbahasa.
|
Terjadi
ketidak sesuaian kalimat dan kesalahan pada diksi (paragraf 1, baris ke 4-5).
|
Ø Ketidak sesuaian kalimat terdapat pada kata terkait, yang lebih sesuai apabila
ditulis dengan kata berkaitan.
Ø Kesalahan diksi terjadi pada kata ketrampilan, yang seharusnya tertulis
keterampilan. Kata ketrampilan
bukan merupakan kata baku.
|
2.
|
yakni
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
|
yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
|
Terjadi
kesalahan pada ejaan (paragraf 1, baris ke 6).
|
Ø Kesalahan ejaan terjadi karena kurangnya tanda
koma pada akhir kata membaca, karena sebelum kata dan harus ada tanda baca
koma (,) .
|
3.
|
Ketrampilan ini dapat dikusai oleh seseorang jika disertai dengan upaya
latihan yang sungguh-sungguh.
|
Keterampilan ini dapat dikuasai oleh seseorang jika disertai dengan upaya
latihan yang sungguh-sungguh.
|
Terjadi
kesalahan pada diksi (paragraf 1, baris ke 7).
|
Ø Kesalahan diksi terjadi pada kata dikusai yang seharusnya tertulis dikuasai dan pada kata ketrampilan, yang seharusnya tertulis keterampilan.
Kata ketrampilan bukan merupakan
kata baku.
|
4.
|
Proses
membaca sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir,
berdasakan pengalaman yang mendasarinya.
|
Proses
membaca erat kaitannya dengan faktor
pengembangan berpikir, berdasakan pengalaman yang mendasarinya.
|
Terjadi
ketidak sesuaian dalam pemilihan kata (paragraf 2, baris ke 4)
|
Ø Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata sangat terkait hubungannya yang lebih
sesuai apabila ditulis dengan kata erat kaitannya.
|
5.
|
Dimana pengalaman tersebut
|
Di mana pengalaman tersebut
|
Terjadi
kesalahan pada ejaan (paragraf 2, baris ke 6).
|
Ø Kesalahan ejaan terjadi karena kata Dimana seharusnya kata Di tertulis terpisah dengan kata mana, karena menunjukkan tempat. Kata
Dimana seharusnya tertulis Di mana.
|
6.
|
Tujuan
dan manfaat aktivitas membaca tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat
dicapai, tetapi satu persatu mana yang
menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
|
Tujuan
dan manfaat aktivitas membaca tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat
dicapai, tetapi dengan memilih mana yang menjadi
prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
|
Terjadi
ketidak sesuaian kata dalam kalimat (paragraf
3, baris ke 2).
|
Ø Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata satu persatu mana yang lebih sesuai
apabila ditulis dengan kata dengan memilih mana.
|
7.
|
Untuk meningkatkan
kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran
dan kekritisan, maka diperlukan trobosan-trobosan yang efektif.
|
Trobosan-trobosan yang efektif juga sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana
pengembangan penalaran dan kekritisan.
|
Terjadi
kesalahan pada pemilihan kata (paragraf 3, baris ke 3, 4,5).
|
Ø Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata Untuk meningkatkan kemampuan literasi
membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan, maka
diperlukan trobosan-trobosan yang efektif, yang lebih baik tertulis
dengan Trobosan-trobosan yang efektif juga sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana
pengembangan penalaran dan kekritisan. Hal ini dikarenakan dengan
dibalik penempatan katanya akan membuat pembaca lebih mudah dalam memahami
maksud tulisan.
|
8.
|
Seseorang secara umum kesulitan
untuk berfikir secara multiple perpestif, divergen thingking, dan positif thingking dalam
menyelesaikan masalah.
|
Berbeda dengan kebanyakan orang saat ini, karena
sebagian besar masyarakat kesulitan untuk berfikir secara multiple perpestif,
divergen thingking, dan positive thingking dalam menyelesaikan masalah.
|
Terjadi
ketidak sesuaian kata, terjadi kesalahan ejaan dan diksi (paragraf 3, baris
ke 11)
|
Ø Ketidak sesuaian kata terdapat pada Seseorang secara umum kesulitan untuk
berfikir secara, yang lebih baik diganti dengan Berbeda dengan
kebanyakan orang saat ini, karena sebagian besar masyarakat kesulitan untuk
berfikir secara. Hal ini dikarenakan dengan digantinya kata
tersebut akan membuat pembaca lebih mudah dalam memahami maksud tulisan.
Ø Kesalahan pada ejaan terjadi pada kata dan
yang seharusnya tertulis dengan dan, ini dikarenakan
kata dan bukan merupakan kata asing yang harus ditulis dengan
miring (italic).
Ø Kesalahan diksi terjadi pada kata positif
yang seharusnya tertulis positive. Hal ini dikarenakan penulisan kata positif
dalam bahasa asing salah.
|
9.
|
Tentunya Jika teks yang dibaca
itu baik (keterbacaannya tinggi) akan dapat
mengarahkan dan membimbing perilaku pembaca menjadi baik pula.
|
Jika teks yang dibaca adalah teks yang baik, maka
pelan-pelan akan dapat mengarahkan dan membimbing
perilaku pembaca menjadi baik pula.
|
Terjadi
kesalahan pada pemilihan kata (paragraf 5, baris ke 4,5).
|
Ø Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata Tentunya Jika teks yang dibaca itu baik
(keterbacaannya tinggi), yang lebih baik tertulis dengan Jika teks yang dibaca adalah teks yang baik, maka pelan-pelan.
Hal ini dikarenakan dengan digantinya kata akan membuat pembaca mudah dalam
memahami maksud tulisan.
|
10.
|
Pembaca
kritis secara langsung maupun tidak langsung akan terjadi perubahan sikap, perilaku
dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
|
Pembaca
kritis secara langsung maupun tidak langsung akan mengalami
perubahan sikap, perilaku , dan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari.
|
Terjadi
ketidak sesuaian dalam pemilihan kata (paragraf 5, baris ke 6).
|
Ø Ketidak sesuaian kata terjadi pada kata terjadi, yang lebih sesuai apabila
ditulis dengan kata mengalami.
|
KESIMPULAN
Kesalahan yang terjadi pada penulisan artikel
biasanya terdiri atas kesalahan diksi, kesalahan ejaan, dan kesalahan pada
pemilihan kata dan kohesi koherensinya. Kesalahan-kesalahan tersebut
masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.
1.
Kesalahan
Diksi
Diksi adalah pemilihan kosakata yang
tepat dan selaras dengan penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan, sedangkan
kosakata adalah perbendaharaan kata dari bahasa tertentu. Faktor yang menjadi
penyebab kesalahan penulisan kosakata misalnya terjadi karena perbedaan
penulisan dan ujaran seperti pada kata keterampilan
(baku), secara lisan ketrampilan (tidak
baku) atau pada kata apotek (baku)
dan apotik (tidak baku). Kesalahan
diksi juga dapat terjadi karena pengaruh bahasa asing, seperti pada kata positif (baku) positive (tidak baku).
2.
Kesalahan
Ejaan
Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada
penulisan kata yang berawalan di-, ke-, dan dari-. Ketiga awalan tersebut biasanya menunjukkan kata tempat yang
penulisannya harus dipisah supaya membedakan kata yang menunjukkan tempat dan
tidak. Penulisan kata yang berawalan di-,
ke-, dan dari- adalah sebagai berikut.
a.
di- è kain itu terletak di dalam lemari; di mana
Fatma sekarang?
b.
ke- èke mana saja kamu selama
ini?
c.
dari- è Ia datang dari Yogyakarta
Kesalahan
ejaan yang sering juga terjadi adalah penulisan tanda koma (,). Kesalahan ejaan
tanda koma adalah sebagai berikut:
a.
Penulisan
tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan,
contoh: yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
b.
Penulisan
tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, contoh:
Oleh karena itu, sangat diperlukan menumbuhkan literasi membaca setiap hari.
3.
Ketidak Sesuaian
Kata Maupun Kalimat
Kalimat adalah suatu satuan bahasa yang
dapat berdiri sendiri, berisi informasi yang lengkap, dan memiliki intonasi
yang final. Intonasi yang final merupakan nada akhir (turun naiknya nada
apabila berupa kalimat yang diujarkan), dan berupa tanda baca. Sebuah kalimat
tersusun atas kata atau kata-kata. Kata-kata dalam kalimat berkelompok dan
membentuk satuan-satuan yang mempunyai fungsi atau jabatan tertentu. Fungsi
atau jabatan dalam kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek, keterangan,
dan juga pelengkap.
Pada artikel di atas kesalahan yang
terjadi adalah penggunaan kata yang kurang efektif dan penggunaan kata yang
tidak baku. Ketidakefektifan kalimat atau kata seperti pada kalimat berikut Untuk meningkatkan kemampuan literasi
membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan, maka
diperlukan trobosan-trobosan yang efektif. Pada kalimat tersebut akan lebih mudah dimengerti apabila
ditulis sebagai berikut Trobosan-trobosan
yang efektif juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan literasi
membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan.
Kesalahan yang paling
fatal adalah kesalahan dalam pemilihan kata dan penyusunan kalimat. Hal ini
dikarenakan penyusunan kalimat merupakan hala yang paling mempengaruhi
pemahaman dari pembaca.
Daftar Pustaka
Siti Maslakhah, dkk. 2011. Bahasa Indonesia (Panduan
Menulis Karya Ilmiah). Yogyakarta: Kanwa Publisher.
0 komentar:
Posting Komentar