Minggu, 03 Januari 2016

ANALISIS KESALAHAN ARTIKEL

Analisis Kesalahan pada Artikel
Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Membaca

Pembelajaran bahasa menjadi penting dan mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Melalui aktivitas berbahasa seseorang dibekali dengan pengetahuan formal bahasa, baik yang terkait dengan pengetahuan kaidah bahasa, proses berbahasa, maupun ketrampilan berbahasa. Tarigan (1995), menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Ketrampilan ini dapat dikusai oleh seseorang jika disertai dengan upaya latihan yang sungguh-sungguh. Akan tetapi, yang menjadi inti kajian di sini adalah pada ketrampilan membaca.
Aktivitas membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan, serta perasan dalam teks. Dalam proses membaca seseorang akan mengalami proses berpikir untuk memahami ide dan gagasannya secara luas (divergen thingking). Proses membaca sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir, berdasakan pengalaman yang mendasarinya. Dimana pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui menyimak, pengamatan, dan diskusi tentang suatu materi bacaan.
Tujuan dan manfaat aktivitas membaca tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat dicapai, tetapi satu persatu mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan, maka diperlukan trobosan-trobosan yang efektif. Sebagai sarana pendukung proses tersebut, penting untuk dipilih kualitas materi yang akan menjadi pokok bacaan, sehingga informasi yang diperoleh akan lebih bermakna. Selain itu, kemudahan dalam memperoleh buku atau sumber bacaan mempengaruhi terhadap frekuensi seseorang dalam membaca. Semakin sering seseorang melakukan aktivitas membaca berarti semakin banyak pula informasi yang diperolehnya. Seseorang secara umum kesulitan untuk berfikir secara multiple perpestif, divergen thingking, dan positif thingking dalam menyelesaikan masalah.
Kegiatan membaca menurut anggapan beberapa orang merupakan aktivitas yang mudah dan tidak memerlukan olah pikir yang mendalam. Padahal pada kenyataannya, proses membaca kritis membutuhkan pengetahuan, pemikiran dan daya konsentrasi yang tinggi. Untuk dapat memahami isi suatu bacaan seseorang harus memahami kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf sehingga muncul pemahaman yang jelas mengenai suatu bacaan. Sebenarnya kegiatan membaca tidak hanya sebatas memahami isi/informasi bacaan saat itu saja (sort term memory), tetapi dianjurkan dipahami untuk jangka panjang (long term memory).
Setelah kita dapat memahami dan menyimpan dalam ingatan jangka panjang, pastilah seseorang pembaca kritis akan mampu menngambil pesan-pesan informatif yang membangun dirinya. Tentunya Jika teks yang dibaca itu baik (keterbacaannya tinggi) akan dapat mengarahkan dan membimbing perilaku pembaca menjadi baik pula. Pembaca kritis secara langsung maupun tidak langsung akan terjadi perubahan sikap, perilaku (,) dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah kita mengetahui pentingnya membaca, pertanyaan yang muncul pada diri kita yaitu: “mengapa kita tidak membudayakan membaca sejak dini?”. Tertinggalnya minat dan kemauan membaca di masyarakat merupakan salah satu penyebabkan dari ketertinggalan, kebodohan, dan kemiskinan bangsa ini. Oleh karena itu, sangat diperlukan menumbuhkan literasi membaca setiap hari dengan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran supaya terjadi perubahan hidup menjadi lebih baik dan kritis terhadap situasi.
Singkatnya, berpikir kritis pada saat membaca merupakan kegiatan yang mendalam, evaluatif, analitis, dan bukan mencari kesalahannya saja. Seorang pemikir kritis akan mampu memberikan penyelesaian masalah dari beberapa sudut pandang. Tumbuh kembangnya seorang pemikir kritis akan mempunyai sifat atau pribadi yang percaya diri, bijaksana, kreatif, teliti, dan keyakinan yang mantap.



Analisis kesalahan pada artikel yang berjudul Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Membaca adalah sebagai berikut:
NO.
KESALAHAN
PERBAIKAN
KETERANGAN
ANALISIS
1.         
Melalui aktivitas berbahasa seseorang dibekali dengan pengetahuan formal bahasa, baik yang terkait dengan pengetahuan kaidah bahasa, proses berbahasa, maupun ketrampilan berbahasa.
Melalui aktivitas berbahasa seseorang dibekali dengan pengetahuan formal bahasa, baik yang berkaitan dengan pengetahuan kaidah bahasa, proses berbahasa, maupun keterampilan berbahasa.
Terjadi ketidak sesuaian kalimat dan kesalahan pada diksi (paragraf 1, baris ke 4-5).
Ø  Ketidak sesuaian kalimat terdapat pada kata terkait, yang lebih sesuai apabila ditulis dengan kata berkaitan.
Ø  Kesalahan diksi terjadi pada kata ketrampilan, yang seharusnya tertulis keterampilan. Kata ketrampilan bukan merupakan kata baku.

2.         
yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Terjadi kesalahan pada ejaan (paragraf 1, baris ke 6).
Ø  Kesalahan ejaan terjadi karena kurangnya tanda koma pada akhir kata membaca, karena sebelum kata dan harus ada tanda baca koma (,) .
3.         
Ketrampilan ini dapat dikusai  oleh seseorang jika disertai dengan upaya latihan yang sungguh-sungguh.
Keterampilan ini dapat dikuasai oleh seseorang jika disertai dengan upaya latihan yang sungguh-sungguh.
Terjadi kesalahan pada diksi (paragraf 1, baris ke 7).
Ø  Kesalahan diksi terjadi pada kata dikusai yang seharusnya tertulis dikuasai dan pada kata ketrampilan, yang seharusnya tertulis keterampilan. Kata ketrampilan bukan merupakan kata baku.
4.         
Proses membaca sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir, berdasakan pengalaman yang mendasarinya.
Proses membaca erat kaitannya dengan faktor pengembangan berpikir, berdasakan pengalaman yang mendasarinya.
Terjadi ketidak sesuaian dalam pemilihan kata (paragraf 2, baris ke 4)
Ø  Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata sangat terkait hubungannya yang lebih sesuai apabila ditulis dengan kata erat kaitannya.
5.         
Dimana pengalaman tersebut
Di mana pengalaman tersebut
Terjadi kesalahan pada ejaan (paragraf 2, baris ke 6).
Ø  Kesalahan ejaan terjadi karena kata Dimana seharusnya kata Di tertulis terpisah dengan kata mana, karena menunjukkan tempat. Kata Dimana seharusnya tertulis Di mana.
6.         
Tujuan dan manfaat aktivitas membaca tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat dicapai, tetapi satu persatu mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan dan manfaat aktivitas membaca tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat dicapai, tetapi dengan memilih mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
Terjadi ketidak sesuaian kata dalam kalimat  (paragraf 3, baris ke 2).
Ø  Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata satu persatu mana yang lebih sesuai apabila ditulis dengan kata dengan memilih mana.
7.         
Untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan, maka diperlukan trobosan-trobosan yang efektif.
Trobosan-trobosan yang efektif juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan.
Terjadi kesalahan pada pemilihan kata (paragraf 3, baris ke 3, 4,5).
Ø  Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata Untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan, maka diperlukan trobosan-trobosan yang efektif, yang lebih baik tertulis dengan Trobosan-trobosan yang efektif juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan. Hal ini dikarenakan dengan dibalik penempatan katanya akan membuat pembaca lebih mudah dalam memahami maksud tulisan.
8.         
Seseorang secara umum kesulitan untuk berfikir secara multiple perpestif, divergen thingking, dan positif thingking dalam menyelesaikan masalah.
Berbeda dengan kebanyakan orang saat ini, karena sebagian besar masyarakat kesulitan untuk berfikir secara multiple perpestif, divergen thingking, dan positive thingking dalam menyelesaikan masalah.
Terjadi ketidak sesuaian kata, terjadi kesalahan ejaan dan diksi (paragraf 3, baris ke 11)
Ø  Ketidak sesuaian kata terdapat pada Seseorang secara umum kesulitan untuk berfikir secara, yang lebih baik diganti dengan Berbeda dengan kebanyakan orang saat ini, karena sebagian besar masyarakat kesulitan untuk berfikir secara. Hal ini dikarenakan dengan digantinya kata tersebut akan membuat pembaca lebih mudah dalam memahami maksud tulisan.
Ø  Kesalahan pada ejaan terjadi pada kata dan yang seharusnya tertulis dengan dan, ini dikarenakan kata dan bukan merupakan kata asing yang harus ditulis dengan miring (italic).
Ø  Kesalahan diksi terjadi pada kata positif yang seharusnya tertulis positive. Hal ini dikarenakan penulisan kata positif dalam bahasa asing salah.
9.         
Tentunya Jika teks yang dibaca itu baik (keterbacaannya tinggi) akan dapat mengarahkan dan membimbing perilaku pembaca menjadi baik pula.
Jika teks yang dibaca adalah teks yang baik, maka pelan-pelan akan dapat mengarahkan dan membimbing perilaku pembaca menjadi baik pula.
Terjadi kesalahan pada pemilihan kata (paragraf 5, baris ke 4,5).
Ø  Ketidak sesuaian kata terdapat pada kata Tentunya Jika teks yang dibaca itu baik (keterbacaannya tinggi), yang lebih baik tertulis dengan Jika teks yang dibaca adalah teks yang baik, maka pelan-pelan. Hal ini dikarenakan dengan digantinya kata akan membuat pembaca mudah dalam memahami maksud tulisan.
10.     
Pembaca kritis secara langsung maupun tidak langsung akan terjadi perubahan sikap, perilaku  dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembaca kritis secara langsung maupun tidak langsung akan mengalami perubahan sikap, perilaku , dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Terjadi ketidak sesuaian dalam pemilihan kata (paragraf 5, baris ke 6).
Ø  Ketidak sesuaian kata terjadi pada kata terjadi, yang lebih sesuai apabila ditulis dengan kata mengalami.


KESIMPULAN
Kesalahan yang terjadi pada penulisan artikel biasanya terdiri atas kesalahan diksi, kesalahan ejaan, dan kesalahan pada pemilihan kata dan kohesi koherensinya. Kesalahan-kesalahan tersebut masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.
1.        Kesalahan Diksi
Diksi adalah pemilihan kosakata yang tepat dan selaras dengan penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan, sedangkan kosakata adalah perbendaharaan kata dari bahasa tertentu. Faktor yang menjadi penyebab kesalahan penulisan kosakata misalnya terjadi karena perbedaan penulisan dan ujaran seperti pada kata keterampilan (baku), secara lisan ketrampilan (tidak baku) atau pada kata apotek (baku) dan apotik (tidak baku). Kesalahan diksi juga dapat terjadi karena pengaruh bahasa asing, seperti pada kata positif (baku) positive (tidak baku).
2.        Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada penulisan kata yang berawalan di-, ke-, dan dari-. Ketiga awalan tersebut biasanya menunjukkan kata tempat yang penulisannya harus dipisah supaya membedakan kata yang menunjukkan tempat dan tidak. Penulisan kata yang berawalan di-, ke-, dan dari- adalah sebagai berikut.
a.       di-       è kain itu terletak di dalam lemari; di mana Fatma sekarang?
b.      ke-      èke mana saja kamu selama ini?
c.       dari-   è Ia datang dari Yogyakarta
Kesalahan ejaan yang sering juga terjadi adalah penulisan tanda koma (,). Kesalahan ejaan tanda koma adalah sebagai berikut:
a.       Penulisan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, contoh: yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
b.      Penulisan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, contoh: Oleh karena itu, sangat diperlukan menumbuhkan literasi membaca setiap hari.

3.        Ketidak Sesuaian Kata Maupun Kalimat
Kalimat adalah suatu satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, berisi informasi yang lengkap, dan memiliki intonasi yang final. Intonasi yang final merupakan nada akhir (turun naiknya nada apabila berupa kalimat yang diujarkan), dan berupa tanda baca. Sebuah kalimat tersusun atas kata atau kata-kata. Kata-kata dalam kalimat berkelompok dan membentuk satuan-satuan yang mempunyai fungsi atau jabatan tertentu. Fungsi atau jabatan dalam kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek, keterangan, dan juga pelengkap.
Pada artikel di atas kesalahan yang terjadi adalah penggunaan kata yang kurang efektif dan penggunaan kata yang tidak baku. Ketidakefektifan kalimat atau kata seperti pada kalimat berikut Untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan, maka diperlukan trobosan-trobosan yang efektif. Pada kalimat tersebut akan lebih mudah dimengerti apabila ditulis sebagai berikut Trobosan-trobosan yang efektif juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca seseorang sebagai sarana pengembangan penalaran dan kekritisan.

Kesalahan yang paling fatal adalah kesalahan dalam pemilihan kata dan penyusunan kalimat. Hal ini dikarenakan penyusunan kalimat merupakan hala yang paling mempengaruhi pemahaman dari pembaca.



Daftar Pustaka
Siti Maslakhah, dkk. 2011. Bahasa Indonesia (Panduan Menulis Karya Ilmiah). Yogyakarta: Kanwa Publisher.




0 komentar:

Posting Komentar